Rumah Adat Mamuju Kurang Daya Tarik
Mamuju (malaqbi.com) - Rumah Adat Mamuju (
Sapo Kayyang) sebagai simbol budaya di Kabupaten Mamuju perlu mendapat perhatian, khususnya sarana dan prasarana. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Malaqbi Institute, Alimim, Mamuju, Kamis (05/12/2013).
Menurutnya, saat ini Rumah Adat kurang dilirik oleh pengunjung yang datang dari luar daerah maupun masyarakat Mamuju sendiri.
"Jika diibaratkan semut, maka Rumah Adat Mamuju ini kurang gulanya sehingga tidak ada ketertarikan untuk berkungjung ke tempat itu," kata Alimin.
Jika Serius, lanjut Alimin, Rumah Adat ini bisa menjadi objek yang harus dikunjungi wisatawan luar daerah seandainya ada magnet didalamanya.
"Pemerintah Mamuju sebaiknya membuat program untuk menambah daya tarik di Rumah Adat itu sendiri, jika dikelolah dengan baik juga akan berdampak pada pendapatan daerah melalui retirubusi," katanya.
Misalnya saja, sambung Alimin, menfungsikan bangunan-bangunan yang ada di kompleks rumah adat dengan menjadikan sebagai museum kebuadayaan daerah.
"Banyak yang bisa dibuat, saat ini masyarakat khususnya generasi muda sudah tidak mengenal lagi budaya dan adat Mamuju itu sendiri. Dengan adanya fasilitas yang bertemakan budaya di tempat itu maka akan menjadi wadah belajar bagi pengunjung untuk lebih mengenal Mamuju," jelasnya.
"Pemerintah juga bisa membuat cafe dengan menu makanan tradisional atau memnambah failitas wifi untuk berinternet sehingga masyarakat tidak jenuh," pungkasnya.
(Panji.mc/Ed:dnHaris.mc)