Jara dan Mina Dua Lansia Yang Survive di Tengah Pandemi
Jara dan Mina saat tengah menyusuri jalan di perkotaan Mamuju, untuk berjualan kue apang demi
2021-05-28 | Dikunjungi: 1172 Kali
MAMUJU (malaqbi.com) Namanya Mina, ia menjadi saksi kerasnya perjuangan sosok perempuan rentah tangguh bernama Jara. Mereka bertahan hidup di Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
Jara merupakan ibu kandung dari Mina. Mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan modal berjualan kue Apang keliling Mamuju. Kue apang tersebut merupakan panganan tradisional suku Mandar yang berbahan dasar Gula Merah
Sejak pandemi Covid-19 yang melanda, tak sedikitpun semangat Mina dan Jara surut untuk tetap melakoni usaha kecilnya itu. Ia sangat sadar dengan berdiam diri di rumah jauh lebih berbahaya ketimbang ancaman virus mematikan itu. Tak ada pilihan lain bagi dirinya, ia tak mau bergantung kepada orang lain, pantang baginya untuk meminta-minta.
Telah bertahun-tahun Jara atau biasa orang-orang menyebutya dengan panggilan Nenek apang itu melakoni usaha berjualan apang di ibu kota provinsi ke 33 itu. Dahulu nenek apang punya beberapa anak namun semua meninggal sejak dilahirkan, hanya Mina seorang anak dari Nenek Apang yang bertahan hidup.
Walau jaraknya cukup jauh, setiap harinya Mina terpaksa harus berjalan kaki ke pasar untuk menggiling beras yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan kue apang.
Mina mengaku telah berulang kali meminta kepada ibundanya Jara untuk tak perluh lagi ikut berjualan apang keliling sehingga Jara dapat menikmati masa tuanya di rumah saja, namun Jara yang kini berusia 90 tahun itu selalu menolak, semangatnya yang menggelora mengalahkan tubuh rintih yang terkadang sakit-sakitan.
Sejak setahun yang lalu suami Mina telah menghadap sang Ilahi. Sehingga Jara dan Mina hanya tinggal berdua.
Mata hari pada siang itu berada diatas kepala mengiringi langkah kaki nenek Apang dan Mina menyusuri jalan-jalan yang biasanya jadi langganan Nenek Apang dan Mina. Cucuran keringat terlihat menjadi saksi betapa kerasnya perjuangan hidup pada masa pandemi ini dimana kedua wanita asal Pamboang Kabupaten Majene ini berjuang sendiri mencari nafkah tanpa ingin membebani orang lain.
"Sebenarnya kami juga takut kepada virus corona, tapi kalau kita tidak menjual kue mau dapat penghasilan darimana, uang hasil jual apang ini kita syukuri karena cukup untuk makan sehari-hari, biasa juga sebahagian saya sisipkan untuk ditabung, besok-besok ada yang mendesak bisa langsung diambil,"ujar Mina saat ditemui dikediamannya Jl Musa Karim Kelurahan Karema Kabupaten Mamuju, Sulawes Barat
Perjuangan keudua lansia ini mestinya dapat menjadi inspirasi oleh banyak orang, bahwa sepeti apapun keadaannya jangan pernah menyerah untuk terus berusaha, terlebih ditengah pandemi saat ini yang belum juga ada tanda-tanda akan meredah.
Dalam kondisi seperti saat sekarang ini, kita dituntut untuk kreatif, sehingga tetap dapat survife ditengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia. (Nas)